JAKARTA (Unas) – Badan Pengembangan Profesi (BP-PRO) Universitas Nasional (Unas) kembali memfasilitasi pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) umum, di Menara Unas Ragunan, Jakarta, 30-31 Agustus 2019. Kegiatan ini dibagi menjadi dua hari yakni pelatihan pada hari pertama dan sertifikasi pada hari kedua.“Hari ini kita akan menciptakan orang kompeten dengan melakukan pelatihan. Besok diberi pengakuan dengan sertifikasinya,” ujar Kepala BP-PRO Unas, Dr. H. Adjat Darajat, M.Si. saat sambutannya, Jumat (30/08).
Dengan pelatihan K3 ini, lanjut Adjat, peserta pelatihan bisa memilii bekal untuk menerapkan prinsip K3 di tempat kerja atau laboratorium yang sudah bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikat berlambang garuda tersebut terdiri dari sertifikat pelatihan dan sertifikat kompetensi K3 umum. Dalam melangsungkan K3 ini, sebelumnya BP-PRO telah bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Teknik Indonesia (LSP-TTI) dan telah melangsungkan pelatihan K3 beberapa kali. “Mengapa harus K3? Karena ini penting sekali untuk para karyawan agar dapat bekerja secarasafety supaya meminimalisir bahaya dari pekerjaan kita selama di lapangan,” jelas mantan ketua BNSP itu.
Pelatihan ini menghadirkan instruktur yang berkompeten yakni Agung Wahyudi B, S.T., M.T., MM. dan Eka Sasmita, S.T., M.Sc. pada hari pertama dan Richard Silalahi, Hafiz Qiswiny Z, serta Andri L. Kusumah dari LSP-TTI pada hari kedua untuk melakukan sesi wawancara kepada para peserta. Menurut Agung, dalam K3 ini ada 3 dasar ilmu yang dipelajari yakni dalam bidang manajemen, kesehatan masyarakat, dan teknik. “Ini sudah menjadi ketetapan bahwa kalau mau kerja di 3 bidang itu harus ada sertifikat dan kemampuan K3. Percuma jika seseorang memiliki banyak pengalaman dan pintar namun tidak memiliki sertifikat K3,” ungkapnya dalam presentasi.
Selain memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja, lanjut Agung, K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang juga terpengaruh dengan kondisi lingkungan kerja. Sehingga, dengan pelatihan ini diharapkan bisa melahirkan tenaga yang betul berkompeten dalam bidangnya. Pelatihan ini diikuti oleh 33 peserta yang terdiri dari beberapa perusahaan dan perguruan tinggi.(NIS)